Analisis sitiran

contoh penyitiran bahan pustaka

Analisis sitiran (bahasa Inggris: citation analysis) adalah suatu kajian berkisar atau mengenai area bibliometrika yang mempelajari tentang sitiran atau kutipan dari sebuah dokumen.[1] Sedangkan menurut Lasa (1990: 26), analisis sitiran adalah cara perhitungan yang dilakukan atas karya tulis yang disitir oleh para pengarang.[2] Sitir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain; mengutip.[3] Pengeritian ini kalau dilihat dari ilmu Informasi memiliki pengertian yang berlainan.[1] Dalam kaitannya dengan sitiran, dikenal dua istilah ialah referencing atau perujukan dan citation atau sitiran.[1] Referencing mengarah pada perujukan ke karya yang telah ada sebelumnya dan mengutip pengarang sebelumnya sedangkan citation mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh pengarang sesudah karya yang diacu diterbitkan.[1]

Sitiran berhubungan dengan dua jenis data ialah:

  • yang dikutip (cited) atau rujukan merupakan sebuah dokumen atau unsur yang menunjukkan unit sumber; jadi selalu lebih tua daripada dokumen yang mengutip. Misalnya sebuah buku Bernard Dahm berjudul Soekarno memuat karya Thomas Raffles, The History of Java sebagai salah satu karya yang dirujuk, maka usia karya Raffles selalu lebih tua daripada karya yang mengutipnya atau dikenal dengan istilah predated
  • Yang mengutip atau sitiran mengacu pada pengertian sebuah dokumen yang merupakan unit penerima; karena itu selalu lebih muda usianya daripada dokumen yang dikutip atau pasca tahun dalam hubungannya dengan rujukan. Sebagai contoh karya Raffles digunakan juga sebagai salah satu sumber rujukan oleh penulis A. Heuken,Dahm, Sartono Kartodirjo yang terbit kemudian dibandingkan dengan karya yang dirujuk. Dengan kata lain bahwa karya Heuken, Dahm dan Sartono Kartodirjo berusia lebih muda daripada karya Raffles, karena karya Raffles diacu oleh karya yang terbit kemudian hari. Disini dapat dikatakan bahwa Raffles memperoleh tiga sitiran, masing-masing satu dari Heuken, Dahm, dan satu dari Kartono. Bila megutip tulisan Linda Smith maka terdapat dua jenis sitiran ialah A reference is the acknowledgment that one document gives to another; a citation is the acknowledgment that one document receives from another; dengan demikian maka karya Raffles merupakan reference bagi karya Bernard Dahm dan karya Raffles memperoleh satu sitiran dari Bernard Dahm.[1]
  1. ^ a b c d e Sulistyo-Basuki (2004). Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. hlm. 71-75. ISBN 979-97478-1-3. 
  2. ^ Elva Rahmah, Malta Nelisa, Marlini (2011). "Kajian Bibliometrika Menggunakan Analisis Sitiran Terhadap Skripsi" (PDF). Padang. hlm. 15-16. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2013-09-15. Diakses tanggal 3 April 2013. 
  3. ^ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 1078. ISBN 979-407-182-X. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search